Hidup ini indah apa bila bisa bersyukur dan memaknainya dengan positif...

Selasa, 27 November 2012

Sekilas Banjarmasin



Banjarmasin yang berdimensi lima diarahkan pembangunannya sebagai Kota Pemerintahan, Perdagangan, Pelabuhan, Industri dan Pariwisata. Dalam semua upaya tadi, Sungai Barito menduduki tempat yang utama. Kehidupan di kota Banjarmasin memang tidak terpisahkan dari Sungai Barito beserta anak-anak sungainya. Terletak dipertemuan antara Sungai Barito dan Sungai Martapura, kota ini strategis sekali untuk perdagangan.

Sungai Barito yang luas dan dalam, Sungai Martapura yang dapat dilayari kapal-kapal besar, memuat kapal-kapal Samudera dapat merapat hingga kota Banjarmasin, yang terletak 22 km dari laut Jawa.
Pada zaman Belanda, Banjarmasin menjadi pelabuhan masuk dan keluar bagi seluruh daerah aliran Sungai Barito dan merupakan pelabuhan transito untuk kapal-kapal yang datang dari Singapura dan Jawa, ke pantai timur Kalimantan.
Dari Kalimantan, dikirim keluar barang-barang hasil hutan seperti rotan, damar, kapur baruskaret, jelutung, tikar purun, telur itik, buah-buahan, barang anyaman rotan, batu-batuan dan berlian. Barang yang masuk terdiri dari beras, ikan asin, barang, barang pecah belah, minyak tanah, garam, besi dsb.
Industri orang Eropa pada waktu itu terdiri dari pabrik es, galangan kapal yang kecil milik Borneo Industri Mij dan perdagangan yang dikelola oleh Borneo Soematra Handel Mij, Heinneman & Co, dan Kantor Cabang dari Javasche Bank en Factorij.
Pada masa itu, banjarmasin mempunyai pelayaran yang teratur dan langsung dengan Sampit, Kotabaru, Samarinda, Martapura, Marabahan, negara, Amuntai, Buntok, Muara Teweh dan Kuala Kapuas dan diluar Kalimantan dengan Surabaya dan Singapura.
Sampai kinipun kehidupan sungai tetap dominan di Banjarmasin. Sebagai salah satu indikasinya, di depan Kantor Walikota dibangun sandaran perahu untuk tamu-tamu dan para tamu dan pejabat pemerintah yang hendak menyusuri sungai. Sekitar 200 m dari tempat tersebut terdapat terminal perahu antar kota di Kalimantan Selatan, bahkan sampai ke Kalimantan Tengah.

Banjarmasih

Nama Banjarmasin berasal dari istilah Banjarmasih. Disebut demikian karena Patihnya disebut Patih Masih, atau Patih Oloh Masih. Oloh Masih dalam bahasa Ngaju berarti orang Melayu. Banjarmasih berasal dari Desa Oloh Masi atau Kampung Melayu.
Nama Banjarmasih inilah kemudian disebut orang Belanda Banjarmasih. Sampai dengan tahun 1664 surat-surat Belanda ke Indonesia untuk kerajaan Banjarmasin masih menyebut Kerajaan Banjarmasin dalam ucapkan Belanda "Bandzermash ", karena sulit mengucapkannya.

Kerajaan Banjar

Pangeran Samudera diangkat menjadi raja oleh Patih Masih, Patih Balit, Patih Muhur dan Patih Balitung. Di Kampung Banjarmasih didirikan sebuah keraton, dengan rumah asal, rumah Patih Masih sendiri.
Kampung Banjarmasih disebut sampai sekarang Kampung Keraton. Di sini terdapat kuburan Raja Banjar yang pertama sampai dengan ketiga. Kemudian diadakan penyerbuan ke Bandara Muara Bahan dan semua penduduknya para pedagang pindah ke Banjarmasin. Penyerbuan ke Muara Bahan menimbulkan peperangan dengan Negara Daha. Pangeran Tumenggung dengan armada sungainya menyerang Banjarmaisih.
Di ujung Pulau Alalak terjadi peperangan sungai yang hebat, tetapi Pangeran Tumenggung, armadanya hancur oleh Pangeran Samudera. Sejak itu terjadi perang yang berlarut-larut. Banjar minta bantuan Demak, tetapi Demak mau membantu kalau Banjar mau masuk Islam.
Pangeran Samudera setuju dan tentara Demak datang bersama Khatib Dayan yang akan meng-Islam-kan rakyat.Setelah Demak datang, mereka menunggu musim panas dan panen selesai untuk logistik tentara dan makanan rakyat. Pasang sungai musim panas memungkinkan kapal-kapal besar sampai ke Daha. Tiga hari sesudah Hari Raya Fitri diadakan peng-Islam-an atas rakyat, barulah berangkat ke pedalaman penggempur Negara Daha.
Persiapan terakhir peperangan ini, dilakukan pada tanggal 6 September 1526 setealh hampir 40 hari bertempur. Di Jingah Besar, Pangeran Samudera dapat mengalahkan pasukan Daha. Ini merupakan kemenangan besar yang pertama. Yang terakhir dilakukan pad tanggal 24 September 1526.
Pertempuran tak lagi dilakukan antara pasukan dan pasukan, tetapi antara raja yang bermusuhan yang beragama Syiwa, dengan yang beragama Islam. Pangeran Tumenggung melawan Pangeran Samudera. Pangeran Samudera tidak mau melawan pamannya pangeran Tumenggung. Ia membuang senjatanya dan pamannya iba hatinya. Ia memeluk kemenakannya itu dan mengalah, ia menyerahkan semua regalia kerajaan dan tahta kepadanya.
Setelah Negara Daha kalah, semua penduduknyanya diangkut ke Banjarmasin. Penduduk Ibukota Kerajaan itu terdiri dari penduduk yang lama, penduduk Bandar Muara Bahan dan penduduk kota lama Negara Daha.
Demikianlah tanggal 24 September 1526 hari Sabtu Pon dijadikan :
1. Hari kemenangan Pangeran Samudera, cakal Bakal dynasti Kerajaan Banjar.
2. Hari diserahkannya regalia kerajaan Negara Daha dan dihistuakannya Pangeran Samudera oleh Pangeran Tumenggung.
3. Hari ketentuan Banjarmasih menjadi Ibu Kota Kerajaan baru yang menguasai pantai dan pedalaman di Kalimantan Selatan.

Banjarmasin

Nama Kota Banjarmasih berubah akibat Belanda. Mula-mula Belanda masih menyebut Banjarmasih dalam ucapan Belanda "Bandzermash". Kemudian sesudah tahun 1664 berubah menjadi Banjarmassingh.
Di pertengahan abad ke-19 dalam semua surat-surat Belanda ke Indonesia nama kota itu berubah menjadi Banjarmasin. Setelah jaman Jepang sebutan itu berubah kembali menjadi Bandjarmasin. Terakhir setelah berlaku ejaan baru Indonesia, kota itu menjadi BANJARMASIN.

Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan terletak di ujung selatan dan berada diantara 3' 15" - 3' 22" Lintang Selatan dan diantara 114' 32" - 114' 38" Bujur Timur. Kota ini terhampar di dataran rendah (rata-rata datar) berawa-rawa 0,16 meter dipermukaan laut. Dengan luas wilayah 72 km2 atau 0,22 % dari luas wilayah Kalsel.
Dibelah oleh Sungai Martapura dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut Jawa., sehingga berpengaruh kepada drainase kota mapun memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasiair, pariwisata, perikanan dan perdaganan.
Di sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala, di sebelah Timur dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Banjar.

Wilayah Administratif

Luas Wilayah Kota Banjarmasin adalah 72,00 Km atau 0,019 % dibanding luas wilayah Kalimanatan Selatan , dengan komposisi luas wilayah masing-masing kecamatan sebagai berikut :
Kecamatan Banjarmasin Utara 15,25 Km2
Kecamatan Banjarmasin Selatan 20,18 Km2
Kecamatan Banjarmasin Barat 13,37 Km2
Kecamatan Banjarmasin Timur 11,54 Km2
Kecamatan Banjarmasin Tengah 11,66 Km2

Jenis dan Penggunaan Tanah

Tanah Alluvial yang didominasi struktur lempung adalah merupakan jenis tanah yang mendominasi wilayah Kota Banjarmasin. Sedangkan batuan dasar yang terbentuk pada cekungan wilayah berasal dari batuan metaforf yang bagian permukaannya ditutupi oleh krakal, kerikil, pasir dan lempung yang mengendap pada lingkungan sungai dan rawa.
Adapun komposisi penggunaan tanah sebagai berikut :
Pertanian 3059,9 ha
Tanah Industri 276,0 ha
Tanah perusahaan 307,9 ha
Tanah Jasa 427,3 ha
Tanah Perumahan 2.969,3 ha
Dibandingkan data-data tahun sebelumnya lahan pertanian cenderung mengalami penyusutan dan untuk kebutuhan jasa dan perumahan cenderung meningkat, sejalan dengan peningkatan ekonomi dan pertumbuhan penduduk.

 Iklim Banjarmasin

Kota Banjarmasin beriklim tropis dimana angin muson barat bertiup dari Benua Asia melewati Samudera Hindia menimbulkan musim hujan, sedangkan angin dari Benua Australia adalah angin kering yang berakibat adanya musim kemarau.

Curah hujan yang turun rata-rata per tahunnya adalah kurang lebih 2.400 Mm dengan fluktuasi tahunan berkisar antara 1.600-3.500 Mm, jumlah hari hujan dalam setahun kurang lebih 150 hari dengan suhu udara yang sedikit bervariasi sekitar 26°C.
Kota Banjarmasin termasuk wilayah yang beriklim tropis. Angin Muson dari arah Barat yang bertiup akibat tekanan tinggi di daratan Benua Asia melewati Samudera Hindia menyebabkan terjadinya musim hujan, sedangkan tekanan tinggi di Benua Australia yang bertiup dari arah Timur adalah angin kering pada musim kemarau. Hujan lokal turun pada musim penghujan, yaitu pada bulan-bulan November – April. Dalam musim kemarau sering terjadi masa kering yang panjang. Curah hujan tahunan rata-rata sampai 2.628 mm dari hujan pertahun 156 hari. Suhu udara rata-rata sekitar 25o C - 38o C dengan sedikit variasi musiman. Fluktuasi suhu harian berkisar antara 74-91 % sedangkan pada musim kemarau kelembabannya rendah yaitu sekitar 52% yang terjadi pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober.

Flora dan Fauna Banjarmasin

Banjarmasin masih memiliki kekayaan akan sumber plasma nutfahnya. Daerah rawanya terdapat berbagai macam jenis tumbuhan seperti jenis rambai, rangas, bakau, panggang pulantan, api-api, warn tancang, belangiran, jambu, nipah, pandan, bakung piai dan jeruju.
Jumlah jenis satwa yang ada seperti bekantaan, lutung, kera abu-abu, musang dahan, elang dan raja udang.
Jenis habitat flora dan fauna tersebut terletak di kawasan pinggiran kota yang berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Banjar.
Kultur budaya yang berkembang di Banjarmasin sangat banyak hubungannya dengan sungai, rawa dan danau, disamping pegunungan. Tumbuhan dan binatang yang menghuni daerah ini sangat banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan mereka. Kebutuhan hidup mereka yang mendiami wilayah ini dengan memanfaatkan alam lingkungan dengan hasil benda-benda budaya yang disesuaikan. hampir segenap kehidupan mereka serba relegius. Disamping itu, masyarakatnya juga agraris, pedagang dengan dukungan teknologi yang sebagian besar masih tradisional.
Ikatan kekerabatanmulai longgar dibanding dengan masa yang lalu, orientasi kehidupan kekerabatan lebih mengarah kepada intelektual dan keagamaan. Emosi keagamaan masih jelas nampak pada kehidupan seluruh suku bangsa yang berada di Kalimantan Selatan.
Urang Banjar mengembangkan sistem budaya, sistem sosial dan material budaya yang berkaitan dengan relegi, melalui berbagai proses adaptasi, akulturasi dan assimilasi. Sehingga nampak terjadinya pembauran dalam aspek-aspek budaya. Meskipun demikian pandangan atau pengaruh Islam lebih dominan dalam kehidupan budaya Banjar, hampir identik dengan Islam, terutama sekali dengan pandangan yang berkaitan dengan ke Tuhanan (Tauhid), meskipun dalam kehidupan sehari-hari masih ada unsur budaya asal, Hindu dan Budha.
Seni ukir dan arsitektur tradisional Banjar nampak sekali pembauran budaya, demikian pula alat rumah tangga, transport, Tari, Nyayian dsb.
Masyarakat Banjar telah mengenal berbagai jenis dan bentuk kesenian, baik Seni Klasik, Seni Rakyat, maupun Seni Religius Kesenian yang menjadi milik masyarakat Banjar seperti :
Teater Tradisi / Teater Rakyat
Antara lain Mamanda, Wayang Gung, Abdul Mulk Loba, Kuda Gepang, Cerita Damarwulan, Tantayungan, Wayang Kulit, Teater Tutur.

Seni Musik
Antara lain Kuriding, Karung-karung Panting, Kintunglit, Bumbung, Suling Bambu, Musik Tiup, Salung Ulin, Kateng Kupak.

Sinoman Hadrah dan Rudat
Sinoman Hadrah dan Rudat bersumber daripada budaya yang dibawa oleh pedagang dan penda'wah Islam dari Arab dan Parsi dan berkembang campur menjadi kebudayaan pada masyarakat pantai pesisir Kalimantan Selatan hingga Timur.
Puja dan puji untuk Tuhan serta Rasul Muhammad SAW mengisi syair dan pantun yang dilagukan bersahutan dalam qasidah yang merdu, dilindungi oleh payung (merupakan lambang keagungan dalam kehidupan tradisional di Indonesia) ubur-ubur, dalam gerakan yang dinamis
.
Seni Tari
a. Tari Tradisi
: Balian, Gantar, Bakanjar, Babangai
b. Tari Klasik
: Baksa Kambang, Topeng, Radap Rahayu
c. Tari Rakyat
: Japin Sisit, Tirik Lalan, Gambut, Kuda Gepang, Rudat dll


Seni Sastra
Antara lain Kuriding, Karung-karung Panting, Kintunglit, Bumbung, Suling Bambu, Musik Tiup, Salung Ulin, Kateng Kupak.
a. Syair
: Hikayat, Sejarah, Keagamaan

b. Pantun
: Biasa, Kilat, Bakait


Seni Rupa
Antara lain Ornamen, Topeng dan Patung.
Keterampilan
Maayam dinding palupuh, maulah atap, wantilan, maulah gula habang, maulah dodol kandangan, maulah apam barabai, maulah sasapu ijuk, manggangan, maulah wadai, maulah urung katupat, maaym janur banjar, dll.


Tidak ada komentar: